Peninggalan Tradisi Megalitik di Bondowoso



 
Selamat Datang di Weblog Sejarah Lokal Bondowoso
Disini kita akan mempelajari mengenai Sejarah Peninggalan Tradisi Megalitik yang ada di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
 
Peninggalan sejarah di kabupaten Bondowoso ini memiliki keunikan yang berbeda dari daerah lain yang ada di Indonesia.
Dimana tradisi Megalitik tetap berkembang dan eksis hingga Masa Klasik Hindu Budha. 

Menurut Bapak Blasius Suprapta merupakan salahsatu tim cagar budaya Jatim dan dosen Universitas di Malang dalam wawancaranya dengan TimesIndonesia.co.id pada tahun 2019 bahwa, "Megalitikum di Bondowoso sekitar abad ke 3, kemudian berlanjut sampai akhir Majapahit.”.

 

Materi Pokok

 ISI MATERI POKOK TRADISI MEGALITIK DI BONDOWOSO


 

Ada 5 bahasan utama yang akan kita pelajari pada laman ini. Sebelum kita mengetahui apa saja hasil budaya Tradisi Megalitik di Kabupaten Bondowoso. Kita perlu memahami istilah dari Megalitikum , Megalit, dan Megalitik. Setelahnya, kita perlu mengetahui berbagai asumsi dari para ahli mengenai awal mula masuknya persebaran Megalitik di Kepulauan Indonesia. Persebaran yang terjadi di berbagai daerah, pasti membawa kepercayaan tersendiri. Hal ini penting untuk kita bahas, karena dari sistem kepercayaan inilah menghasilkan benda-benda dan nilai-nilai budaya yang berbeda sesuai dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Perbedaan itulah yang menyebabkan peninggalan Megalistik di berbagai daerah memiliki karakteristik berbeda dan unik, salahsatunya di Kabupaten Bondowoso.


 

Pengertian Megalitikum, Megalit, dan Megalitik

 
 

Asumsi Persebaran Megalitik di Indonesia



“Ada tiga Asumsi mengenai masuknya mengenai persebaran Megalitik di Kepulauan Indonesia”.

Asumsi Pertama:

Menurut Heine-Geldern, Pada Masa Perunggu dan Besi Awal, dari Asia daratan melalui Malaka kemudian menyebar ke seluruh wilayah kepulauan dan berlanjut ke Oseania.

Asumsi Kedua:

Menurut Kruyt, hadirnya melalui jalur utara, menuju ke Sulawesi dan Jawa , berkaitan dengan megalit yang ada di Minahasa, Besoa, Bada, dan Toraja.

Asumsi ketiga:

Menurut Reisenfeld, jalur lain masuknya megalitik ke wilayah Indonesia merupakan arus balik yang melalui wilayah Papua Nugini menuju ke Papua.

 Menurut von Heine Geldern (dalam Poesponegoro dan Notosusanto, 1993:224) bahwa zaman
megalitikum dibagi menjadi dua gelombang yaitu :

 
1.
megalitikum tua yang diwakili antara lain oleh menhir, undak batu dan patung-
patung simbolis
-monumental bersama-sama dengan pendukung kebudayaan beliung yang
diperkirakan berusia 2500
-1500 Sebelum Masehi, dan dimasukkan pada masa neolithik;

 
2.
megalitikum muda yang mewakili antara lain oleh peti kubur batu, dolmen semu,
sarkofagus, yang berkembang dalam masa yang telah mengenal perunggu dan berusia sekitar

awal milenium pertama Sebelum Masehi hingga abad
-abad pertama Masehi


    Coba kamu perhatikan lingkungan sekitar Kabupaten Bondowoso!

Kabupaten Bondowoso berada di persimpangan jalur dari Kecamatan Besuki dan Kabupaten Situbondo menuju Jember. Kabupaten Bondowoso merupakan satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki wilayah pesisir laut di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur

Sebelah barat berada di pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dan sebagainya di sebelah timur serta kaki pengunungan Iyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa.  

Lingkungan sekitar tempat tinggal manusia berada sangat mempengaruhi hasil budaya yang akan tercipta. Di Bondowoso sendiri, Sistem kepercayaan Animisme dan Dinamisme ini berkembang hingga akhir masa Majapahit (Berdasarkan hasil wawancara Tim Ahli Cagar Budaya Jatim dengan Timesindonesia.com). Perkembangan sistem kepercayaan ini mempengaruhi hasil budaya berupa benda-benda, upacara keagaamaan, bahkan upacara kematian atau penguburan. 


 Beberapa benda hasil eksvakasi (penggalian) di Kabupaten Bondowoso data resmi terakhir tahun 2018. Penemuan situs cagar budaya Megalitik di Bondowoso memiliki sebaran pola. Hingga kini tahun 2022 masih banyak penemuan yang sedang digali. Salah satu penggalian yang baru saja ditemukan akhir tahun 2021 kemarin berada di daerah kecamatan Pujer. Namun, semua penemuan terbaru tersebut masih perlu dikaji lebih mendalam untuk menspesifikasikannya.

 Menurut Bagyo Prasetyo (2009) pola persaran situs ini terbentuk oleh lahan yang pernah digunakan sebagai tempat terselenggara aktivitas manusia di masa lampau. Daerah yang memikiki banyak persebaran adalah daerah yang menghadap ke pegunungan Argopura. Diperkirakan Pegunungan Argopuro dianggap Sakral atau tempat tertinggi arwah nenek moyang berada.

Tahukah kamu, hubungan Megalitik dengan budaya logam lebih konkrit di Indonesia.

Salah satu buktinya ada di Bondowoso.

Hasil Eksvakasi di situs megalitik Bondowoso oleh Willems dolmen yang ada di Pekauman(Bondowoso)terdapat sejumlah gigi-gigi hewan , tembikar hias tatap tali, manik-manik kaca, dan artefak dari besi (Willems, 1941:41).

 

Dolmen digunakan sebagai tempat sesaji atau upacara, tetapi Dolmen ini digunakan sebagai Media penguburan (Ditemukan di Kecamatan Grujugan)


 

Bentuk kubur diatas terbuat dari beberapa lempengan batuan andesit yang digunakan sebagai tutup kubur dan bagian bawah diceruk diatas permukaan tanah sehingga membentuk ruangan persegi panjang (ditemukan di Kecamatan Grujugan).

Situs Cagar Budaya yang bisa kamu kunjungi adalah PIMB (Pusat Informasi Megalitik Bondowoso) yang berada di Desa Pekauman,  Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso. Disana, kamu dapat melihat langsung beberapa benda hasil budaya megalitik.


Setiap benda hasil budaya Megalitik, memiliki karakteristik yang berbeda dan diperkirakan memiliki makna berbeda. Agar kamu tak hanya mempelajarinya di buku teks. Kamu bisa melihat langsung di PIMB. Disana memiliki beberapa tipe Arca, contohnya seperti digambar yang merupakan Arca Tipe D.


Batu Kenong ini merupakan hasil tradisi Megalitik yang tetap eksis hingga masa klasik di Indonesia (khususnya di Kabupaten Bondowoso).

Menurut Suryanto (2002) Berdasarkan fungsinya tinggalam megalitik di Pakauman dapat dibedakan menjadi 3 kelompok.  

Pertama, kelompok batu kenong merupakan sisa bangunan (umpak)
dengan fungsi sebagai penyangga bangunan rumah. 

 Kedua, kelompok dolmen dan
sarkofagus berfungsi sebagai wadah atau tempat kubur/mayat. 

 Ketiga, kelompok
menhir, area menhir dan kursi batu berfungsi sebagai media pemujaan arwah nenek
moyang.

LAMPIRAN TABEL

Persebaran Benda Megalitikum di Kabupaten Bondowoso

No.

Nama Benda

Jumlah

Kecamatan Wringin

1

Menhir

2

2

Sarkofagus

104

3

Batu Tumpang

1

4

Batu Nisan

1

5

Batu Kenong

20

Kecamatan Curahdami

1

Sarkofagus

14

2

Batu Kenong

8

3

Kubur Bilik Batu

2

Kecamatan Pujer

1

Dolmen

77

2

Batu Kenong

11

3

Dakon

2

Kecamatan Tlogosari

1

Lesung Batu

3

2

Umpak Batu

4

3

Batu Yoni

30

4

Sarkofagus

7

5

Batu Kenong

8

6

Dolmen

2

7

Batu Gambar

1

Kecamatan Tegal Ampel

1

Batu Dakon

2

2

Batu Kenong

1

3

Batu Lesung

2

4

Sarkofagus

10

5

Kubur Bilik Battu

3

Kecamatan Klabang

1

Arca Menhir

2

2

Kubur Bilik Batu

13

3

Menhir

2

4

Sarkofagus

2

5

Punden Berundak

1

Kecamatan Sukosari

1

Sarkofagus

1

2

Kubur Bilik

8

Kecamatan SumberWringin

1

Batu Gores

1

2

Batu Dakon

3

3

Batu Gambar

1

4

Lumpang Batu

1

5

Sarkofagus

2

6

Dolmen

4

7

Gua

1

Kecamatan Tapen

1

Sarkofagus

5

2

Punden Berundak

1

3

Kubur Bilik

2

Kecamatan Grujugan

1

Arca

1

2

Batu Kenong

277

3

Batu Kursi

1

4

Dolmen

45

5

Lumpang Batu

5

6

Menhir

18

7

Sarkofagus

14

8

Kubur Bilik

1

9

Kubur Lumpang

1

10

Punden Berundak

1

11

Fragmen gerabah

1

Kecamatan Tamanan

1

Batu Kenong

63

2

Lumpang Batu

7

3

Menhir

1

4

Sarkofagus

2

5

Dolmen

4

Kecamatan Maesan

1

Lumpang Batu

9

2

Arca

2

3

Batu Gores

1

4

Kubur Bilik

4

5

Batu Dakon

2

6

Dolmen

18

7

Batu kursi

1

8

Batu Kenong

211

9

Telenan

1

10

Lesung batu

1

11

Menhir

1

12

Sarkofagus

18

13

Dolmen

43

Kecamatan Kota

1

Batu Kenong

7

2

Lumpang Batu

5

3

Sarkofagus

4

4

Dolmen

8

Tabel 1 1 Persebaran Benda Megalitikum di Kabupaten Bondowoso

Daftar Objek Pemajuan Kebudayaan Cagar Budaya Periode Megalitik

Benda: 940

Struktur: 237

Jumlah 1177